Monday, January 17, 2011

Cerita selasa pagi

Pagi ini, selasa 18 january 2011, aku telat lagi. Sejak pindah kost..waah makin jauh saja ke kantor. Diawali dengan menuju blok M, menunggu bus, lalu memutuskan untuk naik busway. Mengantri lagi. Lagi-lagi mengantri. Mana pinggang masih senat senut. Duh.. teringat lah aku pada penderitaanku sedari hari sabtu kemarin. Bahkan untuk gerak saja susah. Baru mau berdiri aja harus pegangan ke dinding. Sumpah.. menyiksa banget. Hanya bisa terkapar sambil maen Spore, Guitar Hero, atau Angry Bird. Haaayaa.. belon ada yang tamat.. Hikz..

Jreng jreng jreng.. akhirnya aku dapat tempat duduk. Udah was was gimana berdiriny nanti. Untungnya, pagi ini pinggangku udah mau diatur buat berlenggak lenggok di busway.. ahaha.. Transit di Benhil sungguhlah perjalanan jauh. Harus menyebrang jauu sekali biar bisa lanjut ke Grogol. Huhu.. Dulu saat masih kost di Bangka, rasanya ga terlalu jauh. Sekarang di Fatmawati, sungguh dapet plus macet dan olahraga pagi. ahaha..

--"Pelajaran hari ini.."--

Di antara slipi petamburan dengan slipi jaya terdengar ribut-ribut. Suara bapak-bapak membentak dengan lantang dan kasar. Bahkan dia berteriak sampai suaranya nyaris habis. Bapak-bapak itu masih menggunakan helm. Motornya berdiri tegak tanpa lecet (*terlihat di mataku). Di belakang motor nya, terlihat ada mobil yang juga baik-baik saja. Sungguh riuh suasananya, bapak pemilik motor berteriak dan membentak bapak pemilik mobil. Yaa ampun, kasihan sekali bapak pemilik mobil itu. Bapak pemilik mobil itu sudah tua. Oh Jakarta.. Seandainya saja semuanya saling mengalah, tentu ga akan seperti ini jadinya.

Yaa.. kita ga bisa saling menyalahkan. Jakarta macet ? salah siapa ? bukannya itu salah penduduk Jakarta sendiri yang saling pamer punya kendaraan bagus. Tapi lihat juga fasilitas umum disini. Kendaraan umum yang udah ga layak pakai masih saja digunakan. Gedung-gedung tinggi pencakar langit yang menghabiskan lahan pemukiman penduduk, yang akhirnya menjadikan pemukiman penduduk menjadi kumuh dan ga layak tinggal.
Perusahaan-perusahaan yang terlalu melihat degree membuat makin banyaknya pengangguran di Jakarta. Bagaimana mungkin mereka bisa bekerja, lulus sekolah saja tidak. Itu lah yang membuat penduduk banyak yang jadi pencopet.

Untuk kost-kost'n ? waduh.. susah tenan untuk nyari yang nyaman. Kalo mau nyaman mahal sekali. Mau yang terjangkau ? Auw.. lingkungannya payah. Banyak mata-mata negatif yang mulai membuat risih, menerbitkan omongan yang bikin panas. Semua butuh pengorbanan.. Huhu.. Pengorbanan macet, lingkungan, asep, debu, emosi.. Yaa ampun.. Semua bisa terasa baik-baik saja saat kita menyadari masih banyak orang-orang yang ga seberuntung kita.. Semoga kita masih bisa bersyukur dan harus bersyukur diantara peliknya hidup di ibu kota ini. Aaamin..

Thursday, January 13, 2011

Raksasa dan Pangeran Agi

"Huff.."
Kutarik pelan nafasku, lalu ku hembuskan.
Ternyata emosi ini masih labil. Setiap kali perasaan ga nyaman muncul. Hati ini mulai panas ga karuan. Ingin rasanya ku cakar-cakar wajah orang yang membuat perasaanku berantakan ini.

"Udalah, Ra. Ngapain kamu pasang muka cemberut dan mikir aneh-aneh lagi ?" Jakarta emang kayak gini. Macet dimana-mana emang udah takdir nya."
"Aduh, kak.. tiap macet total kayak gini, aku pasti ingin jadi.."
"Raksasa ? Yaelah.. Ra.. walau kamu bukan raksasa tapi sekarang juga udah kayak raksasa."
"Hah.. ??? What the..Huff.."
Mobil berjalan lemah lembut.. Ah.. berasa membawa keong jalan-jalan di anta beranta. Asap dimana-mana. Dan aku mulai mengantuk.


-----"-----"-----


Aduuh.. kenapa banyak mobil-mobilan disini si ?
"Denny..."
Aku langsung teriak memanggil Denny, adikku. Dia itu emang paling males beresin mainan. Uh.. bad mood lagi hari ini. Tapi kenapa suasananya jadi beda ya ? Sejak kapan ruangan ini jadi terasa besar banget.  Langit yang menjulang tinggi. Burung-burung yang berkicau dan terbang kesana kemari. Angin yang berhembus pelan. Dan matahari yang terasa dekat banget dengan kepala. 

Apa ? matahari itu benar-benar diatas kepalaku. Ini.. ini.. ruangan apa ? Kok kayak bukan rumah ku ?

"Tan tin.. Tan tin.." klakson mobil dimana-mana.

"Ah.. Denny.. beresin mainanmu.. klakson mobil-mobilan ini berisik. Mau kamu beresin sekarang apa aku buang ?"
Aku teriak lagi dan hanya mendapat jawaban suara klakson yang berisik lagi.

"Tiiiiiiiiiiiiin......."
"Meyra....."
"Yaaa ?? " Sepertinya aku mendengar ada yang memanggilku diantara mobil-mobilan itu.

"Meyraaaaa.. mau keliatan bodoh sampai kapan ?"
"Kita-kita udah nunggu dari tadi. Ayo lempar mobil kami sekarang. Aku mau ke Grogol."
"Aaaa....aku ?" Aku sungguh merasa bingung. Hari yang aneh.

"Meyraaaaa.. kamu kan raksasa penangkal macet.. Kalo kamu lempar mobil-mobil kami, kamu bisa langsung mengirim kami langsung ke tujuan. Ayoo cepat. Aku udah telat ni."
"Lalu caranya ?"
"Aduh.. Meyra.. biasanya kamu tinggal menyebutkan mau mengirim kami kemana. Lalu melempar mobil-mobil kami."
"Oh oke.."

Dengan ragu-ragu ku angkat mobil terdepan dan paling bawel ini.
"Errrr..." Ku gigit bibirku sendiri. 
"Burr...bur..."
Tiba-tiba asap keluar dari mobil Pak Bawel dan mengenai wajahku.

"Huk Huk.. Hei pak, asep mobil nya di liat donk. Kena aku ni.."
"Ga usah ngelamun Meyra. Ayo cepat."
"Ke Grogol."
"Tuing tuing."
Dalam sekejab mobil Pak Bawel terlempar. Gemercik api kecil terlihat bersamaan dengan lingkaran pelangi. Tiba-tiba muncul bendera yang keliatannya terbuat dari permen kenyal. Bendera itu bertuliskan -Sending Success"
"Hahaha.." Aku tak bisa menahan tawaku.
"It's so FUN."

Setiap kali mobil ku lempar, setiap itu pula aku melihat pelangi-pelangi dengan berbagai bentuk. Ternyata pelangi tak hanya bisa terlihat seperti setengah lingkaran. Bisa berbentuk bintang, bulat, mobil, bahkan bisa berbentuk seperti orang yang aku lempar.

"Hahaha.." aku senang sekali. Seakan aku berada di dunia imajinasi.

Malam tiba. Bintang yang aku cintaipun menyapa. Bulan tertawa malu-malu menggodaku. Aku hanya bisa tersipu. Andai saja pekerjaan ku memang seperti ini.. Ah.. apa lagi imajinasiku kali ini ? Ini kan nyata. Aku mencintainya. Aku bisa bercengkrama dengan bintang yang selama ini hanya bisa menemani tidur lelapku.

"Meyraa.."
Ku tolehkan wajahku ke arah yang memanggilku.
"Yaaa.. " Nafasku tersekat. Mataku tak bisa berhenti menatapnya. Aku ga bisa melangkah mendekatinya. Kakiku kaku. Bibirku keluh. Aku bahkan ga bisa mengucapkan sepatah kata lagi. Aku.. aku..

Ah.. perlahan dia mendekatiku. Aku ingin berlari. Yaa berlari.. berlari menggapainya. Tapi aku..aku..

"Meyraa.. kenapa tak kau jawab panggilku ?"
Suaranya lembut di telingaku. Seakan tak percaya.. Tapi yaa aku menyadarinya.. Dia..dia..

"Aku pangeran mu. Kuda putih ku yang akan membawa kita ke negeri yang kau inginkan."
"Ini adalah hadiah untukmu yang telah membantuku mengatasi macet di Jakarta."
"Terima kasih, Meyra."

Pangeran itu tersenyum padaku. Dadaku mulai ga karuan. Bintang-bintang berkedap kedip mengisyaratkan padaku untuk menerima jabatan tangannya. 

"Meyra.. ini hadiah dari kami semua. Terimalah tongkat ini." Tiba-tiba bulan datang menyelipkan tongkat dengan gemercik cahaya untukku.

"Aku..aku mimpi kah ? Great day !!!" Teriakku memecahkan keheningan malam.

"Meyra.." Pangeran itu memanggilku lagi.
"Meyra.. ayo berpetualang bersamaku. Aku Pangeran Agi. Sudah lama aku menanti saat ini. Naiklah ke kuda putih ku."

Tuhan.. kalau ini mimpi jangan bangunkan aku. Tuhan apa ini benar-benar pangeran berkuda putih ku. Sungguh sulit di percaya.

Kupandangi wajah Agi lekat-lekat. "PERFECT" teriakku dalam hati.

Ku dekati kuda putihnya. Hm.. putih. Aku suka putih. Tiba-tiba gemercik cahaya mulai menyelimutiku. Sulit ku percaya. Kini aku memakai gaun yang sangat indah. Indah ? Wah.. aku pasti terlihat cantik. Hihihi.

Mirip seperti cerita cinderella. Namun aku tidak menaiki kereta labu. Aku akan naik kuda bersama Agi.

Tangga pelangi membentang dari atas langit. Peri-peri beterbangan sambil bernyanyi. Pangeran Agi menyentuh tanganku. Membantuku naik ke kuda putih nya. Dan.................


-----"-----"----- 


"Meyraa.. Meyraa.. Meyraa.."
Suara mama ?
"Ah.."
"Grusuk grusuk."
Aku tergelincir dari kuda-kudaan milik Denny.

"Kamu itu, nduk.. kalo tidur di mobil jangan seperti itu. Kasian papa. Harus gendong kamu keluar."
"Ah iyaa ma.."
"Tu tadi karena Papa buru-buru mau berangkat. Jadinya kamu di naikkin ke kuda-kudaanya Denny biar Denny bisa bawa kamu masuk ke rumah." 
Mama terus bicara tapi aku.....

"Pangeran Agi.. Hahaha.." Tergelitik rasanya saat ku ingat mimpi itu.. Hahaha.. mimpi indah.. dan aku tak bisa berhenti tertawa.

"Haayaa.. Meyra ketawa. Pasti mimpi macem-macem, Ma."
"Kak Dan... aku kan...."
Mulai lah aku adu mulut dengan kak Danny. Kak Danny emang suka banget isengin aku, menertawakan aku.. Huh..

Ku langkahkan kaki pelan menuju kamarku. Tiba di depan pintu kamar aku berteriak.
"Kak Danny.. makasi yaa udah ngajakin aku jalan hari ini."
"Bruk.." Langsung ku kunci kamarku untuk menghindari dia.
Menyalakan lagu dari ipod kesayanganku dan mulai tersenyum-senyum sendiri.
"Raksasa dan Pangeran Agi.. Ahahaha.."


-----"-----"----- 


Raksasa dan Pangeran Agi
Created on Friday 14012011
Finished on 14:46

By Tikaa ^^V
Di sela kerjaa.. untuk membunuh waktu