Tuesday, March 22, 2011

23 Maret 2011,
Detik-detik menjelang april terus berdentang.
Harapan yang kian menggebu mengikuti suasana hati yang ga lagi berliku
Semangat.. semangat..
Berharap semua berakhir akhir bulan ini
Tapi ga bisa kalo cuma berharap
Lalu ???
What should d i do ?

Saturday, March 12, 2011

Waduh.... akhir akhir ini jadi sensitif..
 ahaha.. Semangat Semangat..
Semoga postingan esok ada yang konyol.. ^^V

Silent

Aku butuh temen curhat. Ah.. Butuh temen curhat. Butuh. Butuh. Tapi ga berarti semua harus ku ceritakan. Aku ingin sedikit silent. Aku ga ingin mengeluh lagi, ga ingin menyalahkan siapa-siapa atas apa yang terjadi padaku. Kalian pergi saja. Aku kuat. Itu makanya aku masih bisa tertawa disini.

Bulan disana sepertinya mulai berani menampakkan wujudnya. Mulai menerangi hari yang mulai gelap. Sudah beberapa lama aku duduk disini, memikirkan gimana kalau begini dan begitu. Aku dilema. Ahh.. Burung berkicau sekali lagi. Mungkinkah itu tandanya aku harus beranjak dari sini ?

Friday, March 11, 2011

Jessica Part I

Aku suka menulis tapi tulisan ku ga bagus.
"Srek.. " Ku tutup kembali laptop ku. Entah sudah berapa kali aku menghapus tulisan itu. Aku.. aku sangat ingin menulis sesuatu yang bisa dibagikan dengan orang lain. Ah.. putus asa menyelimutiku. Bulan yang mengintip dari jendela terlihat semakin malu untuk memperlihatkan dirinya. Langit semakin kelam. Sepertinya akan turun hujan lebat. Ku tutup jendela kamar ku. Ku nyalakan musik sekencang-kencangnya. Aku tidak peduli ini malam atau siang. Hujan akan menyamarkan suara musik ku.

Aku Jessica. Masih kelas 2 SMA. Aku anggota buletin sekolah. Tapi selama ini aku hanya bisa memamerkan hasil jepretanku untuk majalah sekolah. Aku iri dengan Aini. Dia selalu mendapatkan perhatian dari Bu Rita, guru bahasa Indonesiaku. Aini selalu menang dalam lomba menulis cerita. Aini bahkan telah menyumbangkan 2 piala untuk sekolah ku. Angin semakin kencang. Listrik pun padam.

--

"Hush... Hush.. Jessica datang.."
Sepertinya gerombolan anak manja ini mulai menyindirku lagi. Entah apa salahku. Mereka selalu ga suka dengan kehadiranku. Mereka bersama Aini selalu mencoba menggangguku.
"Eh Jes.. bikinin surat patah hati donk."
"Maksud lo apa ?"
"Yaa.. Jessica pura-pura."
Mereka berlalu dari hadapanku sambil tersenyum sinis. Yaa ampun.. aku ga ngerti kenapa kebencianku pada Aini semakin menjadi.

(..To Be Continued..)

Semangat Semangat

Untuk apa aku kerja ?
Untuk apa aku rela menghabiskan waktu ku di jalan ?
Untuk apa aku jauh dari keluarga jika aku berpikir aku melakukan ini untuk membahagiakan mereka ?

Aku mendapatkan gaji yang termasuk besar bagi beberapa orang. Kadang jika aku mulai picik, aku berpikir ini terlalu kecil. Aku berhak mendapat lebih. Ah.. alesan konyol lagi. Dan bukan soal gaji yang ingin aku bahas disini. Aku bersyukur dan aku menyadari berapa aku dibayar perhari. Walau terkadang semua tak seperti yang kuinginkan.

Dimulai sejak Graduation NTC, aku mulai menapaki hidup ku. Pelan-pelan kucoba membuang semua rasa takut ku. Semua kekhawatiran yang selama ini menghambat langkahku. Sesuatu yang mendorongku berkeinginan keras untuk kerja, aku ingin membantu orang lain dengan hasil keringatku, bukan dari pemberian orang tua.

Desember 2010. Awal aku bekerja sebagai programer. Ahaha. Aku nekad memilih programer karena aku ga tau apa lagi yang aku bisa. Aku hanya lulusan D2 yang bagi kebanyakan orang disetarakan dengan SMA. Dan aku juga ga terlalu ngerti. Apa karena aku lambat atau karena aku yang ga mau bertanya sampai aku benar-benar mentok atau karena-kiarena yang lainnya, aku selalu ditempatin ke report, query, design uml, testing.. Oh.. bagian yang benar-benar ga dianggap hebat oleh kebanyakan teman programer ku lainnya.

Aku bahkan sempat merasa paling bodoh, saat seorang teman bercanda dengan bos.
Teman : Pak, Tikaa diawasin donk. Nanti kerjanya malah ga asal-asalan karena mau cepet.
Bos : Biarin aja lah. Yang penting selesai. Banyak banget. Orang sana juga pasti ga ngerti.
Oh.. god.. aku ga di hargai banget. Oh.. god.. lalu untuk apa aku kerja disana ?

Ku tutup luka itu,  ku biarkan saja lah. Tapi aku sendirian. Semua memandang itu ga keren. Ah.. peduli amat. Aku ga mau hanya terlihat hebat di depan semua orang. Aku ga mau mengandalkan nama orang tuaku. Aku ga mau pendidikanku di anggap tidak ada. Yaa.. aku diremehkan karena aku D2. Aku kadang berulah karena aku jenuh dengan semua. Tapi inilah aku.. seorang Atika Juliana.

Kerja ?? Kembali lagi aku bertanya. Untuk apa aku bekerja ? Apa si cita-citaku dengan bekerja ? Kenapa aku lupa dengan semua mimpi-mimpiku ? Kenapa semua mimpi itu hilang saat kehausan sementara mendorongku untuk melepas mimpiku pelan-pelan ?

Ku pandangi ruangan ini, kamar tidur ku. Seberantakan ini jugakah hatiku sekarang ? Ahaha. mungkin ini saat nya untuk hidup teratur. Aku ga tau kapan hidupku berakhir. Tapi aku ga mau waktu ku sia-sia. Selamat berpikir dan ayo berpikir.

Semangat semangat ^^V

Thursday, March 10, 2011

Mereka

Mereka berjalan dengan kaki telanjang
Mereka mencoba tertawa bahkan di saat derita tak sanggup mereka bawa
Mereka menangis di saat tak satupun orang mengetahuinya
Mereka selalu terlihat kuat, tegar dalam membangun cerita untuk anak cucu nya

Mereka ga pernah sedikit pun terlihat mengeluh walau badan penuh peluh
Mereka tersenyum saat kembali ke rumah walaupun kadang ga ada yang di bawah
Mereka ga pernah minta rumah mewah
Istana mereka yang berada jauh dari indah tetap meninggalkan rasa bangga d jiwa mereka

Yaa.. itu lah mereka..
Menapaki waktu dengan usaha penuh
Menjalani hari tanpa ragu walau esok tak ia tau

Mereka.. Yaa mereka..
Yang patut kita bandingkan dengan diri kita
Lihat.. tundukkan kepalamu di antara derita cerita mereka
Lalu nikmat mana lagi yang kau dustakan ?
Tidakkah rasa syukur itu bisa membuat mu lebih bahagia daripada berkeluh kesah ?
Jalani hidupmu dengan caramu sendiri, kawan..
Jalani hidupmu dengan menundukkan kepalamu sedikit, saat silau menghalangi pandanganmu
Teruskan kawan..
Teruskan lah..
Biarkan dirimu yang mengatur semuanya
Jauhkan emosi..lupakan dia..
Karena dia hanya bisa menghancurkan harimu dengan emosi yang menggila
Kawan.. pandanglah..
Pandang lah lebih jauh..
Lihat lah.. Lihat..
Semua akan berjalan seperti jalan cerita yang kau arahkan..

Waktu Kuu

10 Maret 2011. Waktu berjalan begitu pelan. Rayuan keengganan mencoba menarikku agar aku selalu berada di singgasananya. Menghitung waktu perjalananku yang panjang. Menghela nafas agar bisa merasa nyaman sejenak. Jakarta, kota ter wah yang pernah aku singgahi. Merangkai cerita demi cerita dari waktu ke waktu. Dimana lebih banyak kejenuhan daripada ketentraman. Oh.. apa aku sebodoh ini ? Menghabiskan waktu hanya untuk dijalan. Hitung.. Sehari 24 jam. Kerja 8 jam. Perjalanan 3 jam. 24-8-(3*2) = 10 jam. Itu pun jika aku ga lembur dan macem-macem lainnya. Aku tidur 6 jam. 10-6 = 4 jam. Bayangkan.. Aku bahkan hafal kapan 4 jam itu. Waktu menjelang tidur ku yang selalu kurasa kurang. Yang membujukku untuk mencoba menghabiskan waktu kesendirianku lebih panjang hingga rasa lelah pun tidak terasa.

Aku butuh sesuatu yang berbeda. Aku menginginkan sesuatu yang bisa memberiku makna. Sudah berapa lama aku hidup dalam keadaan seperti ini. Gimana aku bisa smart. Hidupku kugantungkan pada perjalananku. Huwaa.. aku ingin menyalahkan sesuatu agar aku bisa damai. Huwaa.. Apa gunanya aku membuang waktu sebanyak itu. Menumpuk rasa letihku hingga aku sendiri ga bisa mengendalikan emosiku.

Kebiasaan ? Apa yang seperti ini yang pantas ku jadikan kebiasaan ?
Waktu adalah uang. Ku pikir waktu bukan saja uang. Waktu juga kesehatan, Keakraban, Kekeluargaan, dan lebih dari itu semua.. Waktu menggambarkan siapa aku.

Sejujurnya.. aku bisa saja datang tepat waktu. Tapi aku merasa tubuh ini kadang ga sanggup lagi. Kadang aku ngerasa tubuh ini terlalu letih. Dan dari kehilangan waktu lah, aku mulai pandai mencari alasan. Bahkan alasan yang sebenarnya ga bisa dijadikan alasan.

6 jam ?? Ahaha.. seandainya aku bisa berpikir bijak, dari 6 jam itu, bisa ku jadikan 10 menit. Hm.. aku bisa membiarkan tubuhnya istirahat lebih banyak. Membiarkan otak ku berpikir bagaimana aku menemukan ide berbintang.

6 jam ?? Ahh.. Berharap ini segera berakhir. Berharap.. Waktu ku kembali lagi..
Oh cinta.. aku cinta waktu ku..

Sunday, March 6, 2011

“Aku tidaklah mencintai dunia dan tidak pula mengharap-harap darinya. Adapun aku tinggal di dunia hanyalah seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi)

Saturday, March 5, 2011

28 Febuary 2011 sampai 4 Maret 2011

28 Febuary 2011
Titut Titut..
Entah sejak kapan handphone ini berbunyi dengan meriahnya. Tak ku gubris. Aku sungguh ga suka angkat telepon saat aku lagi di jalan atau lagi ada kerjaan. Dan kebetulan aku kesiangan lagi. Sebenarnya kesiangan ini bukanlah alasan. Ini hanyalah tingkah laku ku yang benar-benar udah menjadi kebiasaan sejak aku ditempatkan disini. Aku ga suka disini. Aku tegaskan ini berkali-kali tapi seseorang yang harusnya membantuku bahkan tak menganggapku. Tak menghargai aku.

9.40 AM,
Aku tiba di kantor. Setelah merancang muka kusut dan penuh keringat, aku masuk ruangan dengan tergesah-gesah.
Bos : Tikaa, besok bisa langsung ke client kita ?
Aku : Bukannya besok kontrak saya habis, pak ? (Dengan hati yang benar-benar senang)
Bos : Loh, kamu kan di perpanjang. Coba aja kamu tanya sama bagian xxx.
Astaga, aku langsung drop. Kali ini sungguh tercabik-cabik rasanya.
Aku kerja disini udah 6 bulan. Karena aku outsoursing, harusnya besok aku kembali ke kantor asalku. Tapi ?? Bahkan orang kantor ku ga peduli. Apa maksud nya ?? Aku sungguh depresi.

Di client,
Siapkan mental lagi. Sungguh aku ga bisa menggambarkan suasana hatiku saat ini. Aku masih depresi tapi aku juga harus ke neraka ini lagi. Oh bukan. Aku tau mereka sebenarnya baik. Aku tau semua orang baik. Tapi kenapa aku selalu mencari-cari alasan untuk menyalahkan orang lain atas apa yang aku rasakan ? Apa hanya karena aku ga mau susah ?
Ah.. sepertinya aku sedikit terusik melihat 2 temanku begitu santainya menyombongkan diri lalu bisa hidup semau mereka. Apa aku juga mau semaunya seperti mereka ? Ga. Dan aku juga ga berhak menuntut orang lain harus sama seperti aku. Aku sadar, kita ga akan pernah sama.

Andi. Itu namanya. Seorang pegawai sukarelawan di kantor client. Orang yang memang terlihat pintar. Dari latar belakangnya, sepertinya dia orang yang beruntung di masa lalu namun tersesat sekarang. Saat aku berbagi, -entah apa namanya, mungkin juga mengeluh- dia bilang Kerja disini harus sabar, memang awalnya tekanan batin. Tapi kalo segini aja ga kuat, gimana ngadepin nanti ? Nanti pasti lebih dari ini.

Oh Tuhan.. rasanya aku tak pantas menyalahkan siapa-siapa. Siapapun pasti punya masalah. Aku juga jauh lebih beruntung dari pada dia. Aku bahkan punya ilmu yang masih bisa ku bagi padanya. Aku ga bodoh-bodoh amat. Lalu kenapa aku masih saja mendustakan nikmat Mu ?
Aku depresi. Yaa.. aku masih belum bisa sepenuh hati menjalani ini. Aku masih punya iri hati melihat mereka yang dengan mudah bisa dapatkan mimpi mereka. Padahal itu kan hanya penilaianku. Mereka tentu sungguh-sungguh menjalaninya.


4 Maret 2011
Busway,
Lagi-lagi mentalku terbang jauh pagi ini. Hanya karena semalem aku nyampe kost jam 11 malam. Aku lantas menyalahkan bos ku yang kesannya suka berkilah. Entah. Aku harap ini hanya kekeliruanku saja.
Disini, aku duduk dengan lesuh. Aku baru saja transit dari Harmoni menuju Senen. Waktu yang terbuang di jalan pun banyak. Mataku menatap ke depan. Memperhatikan mereka semua. Tiba-tiba aku tersentak dengan obrolan orang di sebelahku. Dia memegang handphone. Mengobrol dengan temannya di seberang sana dengan suara keras dan lantang Kalo gw si yakin, kalo kita sungguh-sungguh, Tuhan pasti ngasih jalan ke kita. Pasti sungguh-sungguh bantu kita.
Hah.. mana usaha ku ? Baru gini aja udah nyari-nyari alasan buat nyerah. Ahaha. Kenapa aku terkadang ngerasa sangat ingin dikasihani orang lain ??
Aku heran. Kemana mental ku ?? Sungguh terlalu.

Bu In : Itu tu.. orang dari kantor kamu juga kan ?
Aku : Wah.. ga kenal, Bu. Ga pernah liat.
Hm.. aku penasaran. Samperin ah..

--------
Oh namanya Mas Budi. Ternyata dia buakan dari kantor ku. Ahaha. Tapi aku senang kenal dia. Setidaknya di saat aku sedang down seperti sekarang, aku bisa dapat inspirasi lagi. Hehe.
Latihan mental di awal. Itu lah seni nya. Nikmatin aja. Hahaha..

***
JANGAN SERING NYARI ALESAN
SAAT DUNIAMU TERASA TAK BERHARGA, LIHAT LAH.. DUNIA LEBIH BERHARGA BAGI ORANG LAIN
ATAU..
SEDIKIT NARSIS JUGA GAPAPA, ANGGAP AJA SAAT INI KAMU ORANG PENTING
KALO GA ADA KAMU.. GA BISA JALAN
AHAHA
JUST ENJOY..
^TERUS LAH BERSYUKUR^

dia yang entah harus ku sebut apa

sosok itu menyapaku lagi
melambai dengan penuh kasih sayang
dan lemparkan senyuman dengan kehangatan

sosok itu terlihat kembali
semakin ramah dan dekat
membuat hati ini semakin terpikat

lalu..
aura itu menghiasi mataku dengan sendu
menyentakku dengan bisikan pelan
membangunkanku yang sedang dalam tidur panjang

aku ga butuh dikasihani
aku juga ga mau dinilai lemah
tapi.. kadang sakit ini datang menjemput riangnya hati
kadang luka ini merobek tanpa bisa ku atasi

dia.. yang ku harap bisa berperan seperti adanya
dia.. yang ku ingin bisa mendampingi dan mengarahkanku dengan cintanya
tapi..
sudahlah
burung-burung pun masih bisa terbang dengan sendirinya
aku pun masih bisa bermimpi saat ku merindukan sosoknya
yaa..sosoknya..
aku merindukan sosoknya
dia.. dia..
cuma dia..
yang entah harus ku sebut apa