Sunday, February 16, 2014

Strange of Monday..

Ini hari senin, 10 Febuari 2014. Milano sedang jalan sendiri malam ini. Jadi orang terakhir yang pulang di kantor membuatnya sedikit kelaperan dan emosi.

Baru beberapa langkah berjalan tiba-tiba ada yang memanggil dari depan.
Milano yang terkesan cuek bahkan ga menyadari siapa yang memanggilnya sampai seseorang itu menghadang langkahnya.

"Lo.. mau kemana ?"
Seorang cewek berparas kecil tersenyum manis kepada Milano. Cewek yang bersikap ramah tersebut seakan menawarkan tempat berbagi untuk Milano. Tapi Milano hanya mendengarkan celoteh cewek itu. Milano kenal dengannya. Minda, begitulah cewek yang menguncir rambutnya ini di panggil oleh teman-teman kantor lainnya.

"Eh.. Gue laper ni. Temenin gue makan aja yuuk.."
Obrolan yang makin ga jelas itu agak membuat Milano risih dan kelaperan. Milano ga terlalu ngerasa deket dengan Minda. Namun, sikap Minda membuat Milano ingin berbagi. Lagi pula, sepertinya Minda merasa deket dengan Milano. Mungkin ga ada salahnya juga jika Milano cerita sedikit tentang kekesalannya hari ini.


"Srrrrrrr..."
Hujan turun tanpa permisi ketika Milano ingin meninggalkan tempat makan ini.

"Udah jam berapa si ini ?"
"Ga akan ada angkutan umum lagi loh.. Jam 11."
"Aduh.. neduh disini lama-lama juga kasian lo malem-malem, Gue naxi aja yaa, lo ikut gue aja sampe kosan."

Milano memutuskan naik taxi dan menunggu di luar. Milano naik taxi duluan, baru kemudian Minda ikut masuk.

"Mil.. Ini hape lo ? Maaf kedudukan ama gue."
"Eh.. bukan, Min.. Coba aja liat last call log nya. Telepon aja nomor nya."
"Ada hape yang ketinggalan ya, Mbak ? Ya udah minta tolong di hubungi ya, Mbak. Bilangin aja ambil hape nya di pool."
"Mil.. gue turun duluan ya.. Lo aja yang lanjutin telepon."
"Eh.. ???"
Minda turun dari taxi sambil melambaikan tangannya pada Milano. Milano terdiam sebentar dan mulai sibuk menelepon nomor di last log call nya.

"Ga ada yang ngangkat, Pak.."
Milano mulai gusar namun ga percaya pada si bapak taxi. Takut-takut nanti hapenya ga dibalikin. Milano akhirnya membuka whatsapp  di hape tersebut. Meneleponnya.


"Halo, Kak.. Saya nemuin hape ini di taxi. Bisa minta tolong buat hubungi yang punya ga?"
"Zzz.."
Milano ga ngerti apa yang dikatajan oleh Hesty, temen yang punya hape di seberang sana.

"Eh.. ???"
"Ya udah kamu coba cari di kontak nya, siapa gitu. Bilang kamu nemuin hape nya. Gitu aja."
"Eh.. ??? Oke.. Oke.. Makasih."

"Hm.. Gue bingung."
Milano bergumam sendiri lalu nyoba nyari nomor siapa gitu di list kontak hape itu.

"Halo, Bu.. Saya nemuin hape ini. Bisa minta tolong bantuin sampein ke orangnya ?"
"Ini siapa ? Wah.. Saya ga tau."
"Eh ??? Ini Milano. Saya nemuin hape di taxi. Ni saya coba cari di kontak, nemu nama. Ibu mama yang punya hape ini kan ?"
"Duh.. Saya ga tau."
"Hm.. Oke kalo gitu. Makasi."

Milano mulai pusing dan nge-whatsapp nomer Hesty lagi.

"Duh.. Kok pada ga kenal nomor ini si ?"
"Aku udah ngubungin mama nya tapi katanya ga tau juga."
"Aku musti gimana ni, Kak ?"
"Hape ini aku kasih ke bapak taxi nya aja ya ?"

"Zzz.. "
Hape nya bergetar.

Hesty merespon. Aduh ternyata Hesty ga ngeh kalo Milano yang nemuin hape Dian, temennya.

Setelah ngobrol agak lama, akhirnya besok Hesty dan Milano janjian ketemu setelah pulang kerja.

"Eh Bapak.. Hape nya saya bawa ya ? Udah janjian besok mau balikin setelah pulang kerja."
"Waduh.. Mbak.. Nanti kalo saya ditanya kantor gimana ? Nanti saya yang dimarahi."

Huff.. Milano agak kesel. Udah taxi nya di puter-puter, eh sekarang kesannya kayak dituduh mau ngambil hape nya.

"Yaudah, Pak.. Tunggu bentar. Saya telepon temennya lagi."

"Zzz.."
Ga di angkat ni, Pak.. Gimana ya ?"
"Biar di saya aja, Mbak.. Nanti ambil di pool aja."

"Ya oke, Pak.. Nama bapak siapa ?"
Akhirnya Milano memilih buat nyatet nomor taxi nya dan nama bapak supir nya. Dan buat jaga-jaga, ga lupa Milano juga nyatet nomor Hesty.

Milano turun dari taxi dan langsung hubungi Hesty. Milano ga enak banget ma Hesty. Tapi ya mau gimana lagi. Milano cuma minta kabar biar dikasih tau kalo hape nya udah balik.

Ga lama setelah itu, Milano akhirnya temenan ama Hesty. Ternyata yaa.. Hesty lebih tua dari Milano.

Ending-nya, hape Dian balik. Milano juga kenalan sama Dian. Dian dan Hesty temen baek, mereka juga seru. Nyambunglah ama Milano.

Milano seneng banget dapet temen baru. Hubungan Milano dengan Hesty juga termasuk akrab. Milano manggil Hesty kakakg Hesty manggil Milano adik. Mereka udah kayak adik kakak aja. Huwwaa.. Strange monday.. :-D

Saturday, February 15, 2014

P l a n B - Kylee yric

I love the way you talk to me 
Like no one that I talk to ever does
You know me so completely
You never try to prove me wrong
It's funny how you always play along

(Even when you don't believe me)


I've tried but I can't pretend

That this is nothing more than friends
Well maybe it's right


Cause baby we've been searching all this time
for something we may never find
It should've been so obvious to see
 
This may not be the perfect love
That we both have been dreaming of
But I've been thinking lately
We could be the best Plan B

We could be the best Plan B


I've figured it all out by now
All there is to know about love
(It never came so easy)

And everything I felt 'till now
Is proven wrong cause somehow there you are
 
(Standing right before me)

You don't lie and you don't try to hard
And never make it all about you
Well maybe it's right


We both walk the finest line
Between Letting it go and trying to hide
There's no use waiting for a sign
Let's give it a try

It makes so sweet















Wednesday, February 12, 2014

Coretan Pengingat Diri


2 fakta kehidupan manusia : 
Waktu kita didunia ini sangat singkat dan tak seorangpun tau kapan ajal akan menjemput
Justru dalam keterbatasan waktu dan ketidakpastian itulah kita mempunyai pilihan-pilihan yang nyaris tak terbatas untuk memanfaatkan waktu yang ada, hal-hal apa saja yang kita utamakan dan kita perjuangkan dengan mencurahkan segenap usaha, dan pilihan-pilihan itulah yang pada akhirnya menentukan jalan hidup kita..

Dengan merasakannya..

Itu membuatnya menjadi kenyataan..

Never let the fear of stricking out..

Keep you from playing the game !!!

Mulailah dnegan mensyukuri nikmat yang udah diberikan dan mulai melakukan perubahan kecil dan perlahan..
Kecepatan akan dating sebagai konsekuensi berikutnya..
Selamat menikmati kenikmatan demi kenikmatan..

Be Meaningful..
Be Your Self..
Be Assertive..
Be Here..
Be Better..

Hal terbaik dan terindah ga bisa dilihat atau bahkan disentuh..
Semua harus dirasakan dengan hati..

Waspadailah pikiranmu,karena pikiranmu akan berbuah menjadi kata-katamu..
Waspadailah kata-katamu, karena kata-katamu akan berubah menjadi tindakan..
Waspadailah tindakanmu, karena tindakanmu akan menjadi kebiasaanmu..
Waspadailah kebiasaanmu, karena kebiasaanmu akan membentuk watakmu..
Dan watakmu akan menjelma menjadi takdirmu..

Kadang-kadang rasa bahagia membuatmu tersenyum..
Namun tak jarang senyuman itulah yang membuatmu bahagia..

Waktu terbaik untuk menanam pohon adalah 20 tahun lalu..
Tapi kesempatan terbaik kedua adalah hari ini..

Susah atau bahagia..
Itu tergantung pada caramu menyikapinya..

Tunjukkan apa yang ingin kau rasakan..
Dan ciptakan perasaan itu dalam dirimu..

Ga sabaran adalah perasaan yang kau rasakan ketika kau menganggap masa depan lebih baik daripada saat ini. Padahal ga begitu..

Kejeniusan tidak terletak pada caramu mengerjakan hal-hal luar biasa, tetapi pada caramu menyelesaikan hal-hal biasa secara luar biasa.

Manusia yang selalu hidup untuk esok hari tak akan pernah mencapai mimpi-mimpinya

Karena kamu orang yang paling tau tentang hidupmu..
Hanya kamu sendiri yang tau kapan kau siap melihat masa depanmu..

Jangan Cuma berusaha menjadi manusia yang sukses.. tapi berusahalah menjadi manusia yang berarti..

Right action for the future is the best apology for wrong one in the past..

Pertanyaan-pertanyaan harian/mingguan untuk direnungkan


Jujurlah pada diri sendiri (lebih banyak merenung)

  • Apakah minggu/hari ini benar-benar menyenangkan dan sesuai dengan yang aku inginkan ? Apa yang dapat membuat esok hari.minggu depan benar-benar bisa sesuai dengan hatiku ? 
  • Sudahkah minggu ini aku tampil sebagai sosok pribadi yang aku inginkan ? Sosok seperti apa yang akan aku tampilkan esok hari/minggu depan ? 
  • Sudahkah aku mengikuti kata hatiku sekarang ? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan mengikuti  kata hatiku ?
  • Bagaimana aku dapat mempraktekkan rahasia ini secara lebih intensif minggu depan ?

 

Jangan ada penyesalan (Mengambil resiko lebih banyak) 

  • Apakah aku bertindak karena rasa takut hari ini/minggu ini ? Bagaimana agar aku lebih berani ? 
  • Sudahkah aku bertindak dengan penuh keyakinan dalam minggu ini ? Bagaimana agar aku bersemakin yakin pada semua tindakanku ?
  • Langkah apa yang aku ambil sekarang kalau aku harus bertindak atas dasar keberanian dan bukan ketakutan ?
  • Perubahan apa yang akan kuambil sekarang jika aku merenenungkan hidupku dari kacamata orang tua yang duduk termenung di beranda dan mengenang masa lalunya ? Apa aku menyesal ?
  • Bagaimana aku akan merespo kegagalan-kegagalan sekarang ? Ini kemajuan atau kemunduran ?
  • Bagaimana caranya aku menjalankan rahasia ini lebih efektif ?

Jadilah cinta (Meningkatkan cinta kasih)

  • Sudahkah aku bersikap baik dan penuh kasih terhadap orang-orang terdekatku ? Bagaimana caranya agar aku bisa lebih menyanyangi mereka esok hari ?  
  • Sudahkah aku menebarkan cinta dan kebaikan kepada semua ? Sudahkah aku berusaha menciptakan perbedaan bagi orang-orang asing yang kutemui ? 
  • Apakah aku menghabiskan waktu bersama orang-orang yang dapat memacu semangatku ? 
  • Sudahkah aku menunjukkan cinta kasih kepada diriku sendiri hari ini ? Apakah aku menghipnotis diriku sendiri dengan pikiran-pikiran negative ? Bunga atau rumput liarkah yang ku tanamkan ke dalam pikiran sadarku ? 
  • Bagaimana caranya aku menjalankan rahasia ini lebih efektif ?


Jalani hidup dengan sepenuh hati

  • Ignore what they are talking about !!! (Nikmati hidup)
  • Sudahkah ku jalankan semua tugasku dengans epenuh hati ? Apakah aku benar-benar hidup hari ini/hanya menjalaninya tanpa arti ?
  • Sudahkah aku meresapi sepenuh hati semua yang kudapatkan hari ini ? Apakah aku melangkahkan kaki dengan penuh kesadaran/hanya berlari membabi buta ?
  • Apa saja yang aku syukuri hari ini ? “Masihkah aku berkata aku pasti bahagia seandainya … “ ? Sudahkah aku memilih untuk menjalani hidup dengan sepenuh hati ?
  • Sudahkah aku menjalani hidupku dengan total/justru aku membiarkan masa laluku atau hari esok mencuri kebahagiaanku hari ini ?
  • Sudahkah aku bangun dengan mengucapkan syukur atas karunia yang aku dapatkan hari ini ? 
  • Bagaimana agar aku bangun dengan mengucapkankan syukur atas karunia yang kudapatkan hari ini ?
  • Bagaimana agar aku bisa menjalani hidup dengan sepenuh hati ?


Lebih banyak memberi

  • Sudahkah aku mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik walaupun hanya dengan melakukan hal terkecil hari ini ?
  • Sudahkah aku inatkan diriku sendiri bahwa aku telah menciptakan perubahan meskipun aku tak menyadarinya ?
  • Sudahkah aku banyak bersikap dermawan dan pemurah hari ini ?
  • Bagaimana agar aku lebih banyak memberi ?
  • Bagaimana agar aku bisa meningkatkan kemurahan hatiku besok/minggu depan ?

Untuk minggu depan aku akan lebih…
Apapun kesalah yang aku lakukan..
Berapapun kesalahan dan penyesalan yang menghantuiku..
Tanamkanlah satu pohon baru hari ini juga..

Sumber : Catatan 2009

Thursday, February 6, 2014

Deo I

"May ???" 
Seseorang yang dari tadi hanya bisa ku pandangi kini berdiri depanku. Tersenyum manis kemudian memanggil namaku. Sengatan kecil mulai mengusik hatiku. Ada tangan lain yang bergelayut memegangi tangannya. Apa aku harus berpura-pura tidak mengenalnya lalu pergi tanpa mengucapkan apa-apa ? Ah.. kenapa aku harus melewatkan kesempatan seperti ini lagi ?

"Kamu Maya, kan ? Maya Caroline. SMA YPI IPA 3 ?"
"Hey.. Deo.."
Akhirnya aku mampu menjawab sapaannya.

Kami berjabat tangan. Gadis manis disampingnya tersenyum kepadaku. Kami berkenalan. Namanya Tia. Pacar Deo. Ga banyak yang kami ceritakan saat ini. Kami bertukar nomor handphone dan saling melambaikan tangan.

Ketika dia berlalu dari pandanganku, aku cuma bisa menatap dalam diam tanpa bisa memberanikan diri untuk bilang "rasa ini ga bisa ku tahan lagi."

***


Waktu berjalan dengan cepat. Tanpa ku sadari, pertemuan setahun kemarin ternyata memang kesempatan yang ga mungkin aku dapatkan lagi. Lupakan. Hari ini hari pernikahan Miranda, sahabatku. Aku, Dena, dan Mega sudah bersiap-siap dari kemarin. Mereka bahkan membawa pasangan masing-masing dan mulai mengusiliku.

"May, kita udah pada punya ni. Kamu kapan ? Hayuu atuh.. biar waktunya ga jauh-jauh amat."
Mega yang paling sibuk ngomelin aku tentang pasangan hidup ini selalu saja mengawali cerita. Huff..

"Haha.. Maya masih nunggu Deo kali ya ? Padahal aku denger-denger Deo udah ga di kota ini lagi loh. Udah membangun keluarga di kota seberang. Kamu kok ga coba liat Daima si ? Dia naksir kamu, May. Hari ini dia juga dateng loh."
Dena mulai memanasi cerita sambil menunjukkan foto-foto aku bareng Daima di handphone nya.

"Sttss.. kita kan ga tau keajaiban apa yang akan terjadi sama Maya, Na. Jodohnya jangan di cariin. Hahaha."
Miranda yang melihat tampangku sebel mulai menengahi cerita.

Miranda cantik banget hari ini. Kira-kira setengah jam lagi, dia harus duduk di pelaminan. Pasti deg-degan banget kalo jadi Miranda. Miranda tersenyum penuh arti padaku ketika aku membalas candaan Dena dan Mega dengan mencubiti pipi mereka satu persatu.

Suasana semakin ramai. Bau bunga memenuhi ruangan. Suara musik mulai mendayu-dayu. Ah.. aku juga harus bersiap-siap.

Aku, Mega, dan Dena duduk di barisan paling belakang. Aku bagian dokumentasi. Kenapa aku? karena aku suka potografi. Yaa, aku akuin hasil fotoku ga bagus-bagus banget. Tapi memperbanyak dokumentasi justru menyenangkan. Kali aja si abang yang motoin kelewatan sesi sakral, kan sayang aja. Hahaha.

Aku mulai mengitari ruangan yang di dekorasi dengan warna putih ini. Bunga bertaburan dimana-mana. Warna pastel yang dipakai Miranda memberikan kesan lembut yang menenangkan. Lah, kenapa jadi aku yang deg-degan gini ya ?

"Jpreet.."
Aku mulai mengambil foto.

"Jpreet.."
Kali ini aku mengambil foto dari arah tamu masuk.

"Jpreet.."
Antusiasku untuk memotret semakin menjadi.

Sekarang hampir masuk sesi kata sambutan. Aku, Mega, dan Dena akan memberikan kata sambutan juga. Aku ga tau tau harus bilang apa, tapi kami bertiga akan bicara diatas sana sebentar lagi. Deg.. Deg.. Ketika nama kami bertiga di panggil, aku makin gelisah.

Ku naiki anak tangga di sebelah kiri panggung. Bau melati yang menghiasi dekorasi semakin menusuk hidung. Ketika microphone sudah di tanganku, sekilau cahaya dari atas melesat menuju pelaminan. Keadaan suka cita menjadi gempar.

~to be continued



Everything is changing


Tadi nemu tulisan ini di Path. Hm.. Emang bener si, semakin lama semua terasa semakin berbeda. Namanya juga proses menjadi dewasa. Teman yang dulu rajin ngomelin gue, telpon gue cuma buat ngingetin biar gue hidup bener, atau marah-marah karena bete, ketawa ngakak ga jelas ketika ada satu titik yang salah atau apapun lah.. Kini pelan-pelan hilang ya ??? Bahkan ketika gue butuh temen cerita, mereka malah berlomba-lomba mematahkan curhatan gue dengan bilang "Gue lebih parah." lalu melanjutkan sisa pertemuan atau telpon dengan cerita mereka.

Hidup ini lucu ya ??? Dia dulunya orang terdekat gue, tempat gue menumpahkan semua isi hati gue. Sekarang ??? Untuk komunikasi-pun udah susah.

Dia dulunya ga pernah kenal gue. Gue ga pernah ada niat buat umbar masalah sana sini sama orang yang ga pernah kenal gue banget. Tapi, sekarang.. sekadar ada yang ngedengerin aja gue udah bersyukur banget. Jadilah, orang-orang asing itu masuk ke dalam hidup gue, menciptakan kenangan baru lagi. Lalu waktu berputar lagi. Orang-orang di sekeliling gue berbeda lagi dan gue mengalami hal ini lagi. Jauh dengan orang yang pernah deket banget sama gue dan ketemu dengan orang baru yang tiba-tiba bisa menjadi pendengar terbaik gue.

Hidup itu lucu, kawan..
Ketika semua mulai memutari hidupmu, jangan pernah lupa bersyukur akan kehadiran mereka dalam hidupmu. Jangan pernah menutup diri untuk orang-orang baru. Karena kita ga tau, sampai dimana perputaran ini akan singgah sejenak untuk meninggalkan bias pelangi lalu berhenti pada saatnya nanti.

Pertualangan Bodoh Jakarta-Palembang 27 Jam

Yippi.. akhirnya aku backpacker pulang ke Palembang dari Jakarta. Istilah kerennya si ngeteng. Hahaha..
Sebenernya yaa ini kekonyolan dan kebodohanku untuk yang ke sekian kalinya. Mungkin bedanya pas kejadian ini aku ada temennya, jadi bisa ketawa dan ga manyun sendiri. Dan kalo aku inget-inget lagi, emang masih pengen ketawa. Mau hemat, mau menghibur diri eh yang ada malah bodoh sendiri. Ooops.. maksudnya berdua ama temen lamaku.. Hehe..


Part I
Jumat, tanggal 31 January 2014, bertepatan dengan libur tahun baru Imlek 2655. Sempat memutuskan untuk ikut acara ke puncak bareng temen-temen kantor, tetapi karena ga sengaja chatting dengan temen lama dan udah pernah janji mau mempertemukan dia dengan sahabat baikku, akhirnya aku memutuskan udah change plan; pulang ke Palembang dari Jakarta dengan ngeteng. Wah.. kalo di inget-inget, antusiasme yang aku punya tinggi banget. Udah dari jaman kuliah pengen banget ngeteng. Kayaknya seru gitu menyusahkan diri sendiri untuk sebuah pertualangan yang jarang-jarang bisa aku dapatkan.

Kami malam, tanggal 30 January 2014 aku menghubungi temenku. Udah jam 8:00 malam tapi belum ada kabar juga. Huff.. udah ada angin ga enak. Mungkin ni anak batal lagi pulang bareng aku. Huff.. menunggu adalah hal yang paling ga aku suka. Mood ku mulai sedikit berceceran. Dan tadaaa... jam 8:30 akhirnya Imad bisa dihubungi. Yippi.. dalam hati udah seneng banget :D

Kita janjian jam 10:30 malem di terminal rambutan. Posisiku di Pasar Minggu. Naik kopaja 57 ternyata bukan hal yang mudah. Padet banget. Entah kenapa dari Mampang pasti banyak penumpang yang naik kopaja 57 arah ke rambutan. Buset.. pada bergantungan di kopaja. Aku udah males duluan ngeliatnya dan memutuskan untuk makan dulu dan menunggu lagi.

Jam 9:45 akhirnya aku naek kopaja 57. Padet si, tapi yang penting aku ga bergantungan di pintu. Ranselku penuh banget, susah deh buat berdiri lama-lama. Makan tempat banget. "Inilah perjuangan demi pertualangan.", bisikku dalam hati.

Jam 10:30 nyampe Pasar Rebo.
"Ayoo.. Pak, Bu.. terakhir.. terakhir.."
"Mau lurus.. langsung pulang ni.."
Diturunin !!! Huwwaa.. naik apa lagi ni gue ??? Mana ujan. Apa ini pertanda perjalanan ini akan banyak tantangannya ??? Kok abangnya tega banget nurunin gue disini ??? Hiks..

Modal nanya dan senyum manis, akhirnya aku naik angkot (lupa nomor berapa) yang ke arah rambutan. Baru aja belok ke rambutan eh hujan gede. Untung payung di tangan.. Hohohoho.. tapi itu ga penting, yang penting adalah ini kedua kalinya aku ke terminal Rambutan dan nyasar. Aiiih.. harusnya tinggal lurus doank eh aku muter-muter terminal buat keluar. Hahaha.. Dari sini aku mulai ngetawain kebodohanku.

Abis olahraga kaki sambil ujan-ujanan dikit, aku ketemu sama Imad. Jalan diiikiiiit lagi kita naik bus Rambutan-Merak, ongkosnya Rp. 20,000. Oaaalaaah ngetemnya lama benjet ya, bang !!! jam 11 atau 12 gitu baru jalan. Mulut udah capek baca 1 buku cerita tentang hidup masing-masing, bus nya baru cus jalan.


Part II
Hey.. Dear.. 2-3 jaman di bus akhirnya kita nyampe Merak sekitar jam 03:00 pagi. Horeee.. !!! Dari tempat turunnya bus, kita jalan dikit ke loket. Kayaknya si ga nyampe 1 KM yaa. Harga tiket kapal biasa hanya Rp. 13.000. Suasana pelabuhan ga ramai tapi juga ga sepi. Coba kalau lagi musim lebaran, ni pelabuhan pasti udah kayak pasar. Kondisi lagi musim ujan mungkin juga mengurangi minat para pelancong (ceileee.. pelancong hahaha) untuk menyebarang ke Bakauheni.

Kapal mulai jalan jam 04:00 pagi. Agak lama juga nunggu penumpang lainnya. Di dalam kapal rame banget, kita sempet ga kebagian tempat duduk. Ada kantong plastik dari beli jajanan yang bisa dijadiin alas duduk. Lumayan dari pada Imad yang dudukin sendalnya. Hehehe.

Tapi, mata makin lama makin lelah. Tidur di pinggir kapal sambil dihembus angin sangat ga nyaman. Peringatan : Jangan duduk di deket saluran AC. Air AC yang mengalir bisa bikin pantat basah. Huhuhu.. walaupun udah duduk beralaskan kantong plastik, tetep aja pantat ku basah. Kena angin dingin, Kena air jadi makin dingin. Peringatan kedua : Pakailah jaket yang hangat. Angin subuh dingin banget.

Well.. Hey..
Best suggestion for you..
Kalo mau backpacker dari Jakarta-Palembang, ingatlah selalu untuk pesen tiket kereta api terlebih dahulu (bisa beli online) dan jangan jalan jam 9 malam atau 10 malam dari Jakarta. Kita ga tau pastinya lamanya perjalanan. Normalnya naik kapal dari Merak-Bakauheni itu 3 jam, tapi kemarin.. aku jalan jam 04:00 pagi (udah termasuk kapal ngetem), eeeeh.. baru nyampe Bakauheni jam 8:30 pagi. Sedangkan kereta ekonomi jalan jam 8:30 juga. Ga ngerti kenapa kapalnya tunggu-tungguan. Jam 05:30, kapal sempet berhenti di tengah-tengah selama setengah jam. Itu si yang aku ngeh, sisanya ga tau. Kenapa ya harus ngeduluin kapal lain dulu ? Sampai sekarang masih ga tau apa jawabannya.


Part III
Jam 08:30 kapal sampai dengan mengantri untuk turun ke pelabuhan Bakauheni. Kondisi ramai dan baru tau kalo toilet disini bayar, kawan..
Tarif :
Pipis             Rp. 2,000
Cuci Muka   Rp. 2,000

Tapi airnya kayak ga bersih gitu. Yasudah, saya pipis saya dan cuci muka dengan tisu basah. Menyedihkan. Hahaha..

Mau naik kereta ekonomi ? Ga sempet >.<
Mau naik kereta bisnis atau executive ? Baru jalan jam 8:00 malam.  Akhirnya kita putuskan untuk naik bus ke Palembang dari Rajabasa. Kita jalan dikit ke arah keluar, ada banyak calo yang nawarin jasa. Aku pikir travel yaa.. Aku ulangi.. Aku pikir travel. Temenku oke-oke saja ngikutin abang-abang yang nawarin jasa tersebut. Aku... Aku kok loading-nya lama bener si.. Maunya si nolak, tapi karena temenku udah terlanjur oke.. aku yaa jadi manut aja. Padahal temen yang lain pernah bilang.. jangan mau diajak ama calo-calo di Bakau. Well, akhirnya aku ngikutin si abang-abang juga sambil mikir dan mikir.. ini salah kan ? salah kan ? OOooiii bener gue salah ngikutin si abang-abang ini. Hahaha..

"Hap.. Hap.."
Langkah kakiku agak sedikit goyah mengikuti si abang-abang ini. Kenapa kita dibawah ke parkiran ya ? Kenapa harus bonceng bertiga ? Rasanya ga sejauh ini travel ama bus ngetem nunggu penumpang. Kenapa si abangnya bilang motornya ga usah bayar ? Kenapa si harus naik motor ??? Gue diculik ???? Huuuwaaaa... akhirnya ada yang mau nyulik gue juga ya ??? Hahaha..

Pikiranku mulai ga nyaman. Tiba di jalan raya nan sepi (mungkin emang seperti inilah kondisi Bakau dan Lampung), si abang-abang nyetopin bus gede. Di tanya mau turun di Palembang mananya ? Kita jawab lah.. AMPERA. Kamu harus tau.. dia nawarin ke kita Rp. 350,000 !!!! PENIPUAN !!! Naik bus langsung ke Jakarta aja ga nyampe Rp. 250,000 loh !!! Terakhir aku naik LORENA Rp. 235,000 dan itu nyaman senyaman-nyamannya.

Kita otomatis ninggalin si calo penipu itu eeeeh dikejer. Tawar-menawar terjadi lagi.. Ooopss.. maksudnya rayu-merayu mulai dilancarkan. Si abang-abang akhirnya mentok Rp. 300,000 dan kalau ga mau kita harus bayar Rp. 10,000/orang buat ongkos motor. Ooooh kita pilih bayar donk.. "Ni bang, dua puluh ribu.." dan langsung melengos pergi.

Mau kesel ? Hahaha.. kalo dipikir-pikir kan salah kita juga yang sok-sokan lugu dan percaya gitu aja. Ngeliat muka temen yang udah dilipet-lipet, aku lebih milih buat ngetawain kebodohan diri sendiri. Hahaha.. Kita jalan kaki lagi ke Pelabuhan Bakauheni. Jauuuuh.. booo.. 3 KM kali ya ? Atau 2 KM ? Aaaah.. gue ga inget. Cuma inget tiba-tiba ada ular di pinggir jalan.. Hiiyy.. jijay saya..

Sesampainya di Pelabuhan Bakauheni..
Sambil mengelap keringat, tiba-tiba harus menghadapi pahitnya kenyataan hidup..
"Bus sama travelnya abis, Mas.."
"Ga tau hari ini rame banget."
"Mungkin karena Imlek kali yaa.."
"Ini aja kita udah ngantri sejaman, belum dateng-dateng juga."

Gue : !!!??? (bodoh..bodoh.. nyanyi dalam hati..)

"Ayoo.. ayoo.. ke Rajabasa Rp. 50,000 aja"
Angkot ga kece menawarkan jasanya dan tetep ga ada yang mau naik.
Ya iyaalah.. masih ngetem gitu bukannya langsung jalan. Mending nungguin bus aja.

Jam 9:45 bus ke arah Rajabasa melenggang tanpa keanggunan dan diserbu oleh para penumpang. Busseeet.. melebihi antrian busway.. Itu bus udah kayak mau di demo ama orang sekampung aja. Untungnya, aku dan temenku dapet duduk. Ga lama setelah bus itu penuh, dateng lagi bus lainnya. Yaaa.. hari ini memang ajaib banget. Imlek tanpa hujan dan penumpang yang amat sangat banyak melebihi biasanya.

Aku duduk terpisah dari temenku. Aku di belakang. Dia didepan. Bentuk bus nya ga bagus-bagus amat tapi lumayan dapet AC alam. Perjalanan selama 2 jaman. Kita sampai Rajabasa jam 11:30 siang. Ongkos Rp. 20,000 namun dibelakang ada yang nyeletuk biasanya Rp. 15.000. Aaah aku ga tau. Rp. 20,000 juga udah murah dari pada tawaran si abang calo tadi :P


Part IV
Taaadaaaa.. satu kali lagi dan aku bakal duduk manis menunggu sampai di Palembang. Sekarang kita sudah sampai di Rajabasa. Kesan pertama ni terminal ga ada oke-okenya. Memang dari cerita orang-orang di internet, terminal ini ga aman. Aku si bukan dapet kesan ga amannya tapi kesan sepi dan ga ada kehidupannya. Yang jualan juga dikit, banyak yang jual roti jamuran, indomie rebus, dan pop mie. Loket-loket sepi ga ada yang nungguin. Calo dimana-mana nawarin jasa dan ngajakin nego harga ketika sampe di dalam loketnya.

Aku dan temenku 2x nego harga sama dua calo berbeda. Pertama ada bapak-bapak yang terkesan baik dan paraah banget yaa.. Masa nawarin harga Rp. 295,000 ke kita ? Yaa.. ada poto bus nya si tapi ga jelas naiknya bus apa. Masa katanya mau ekonomi atau AC sama aja. Wah.. wah.. udah kayak kambing aja kita ditawar-tawar macem begitu. Hiks.. Ending-nya, si bapak itu ngasih harga Rp. 150,000 dan aku sangat berat sekali dengan harga segitu. Bayangin aja kok bisa sama dengan naik bus dari Jakarta si ? Udah gitu, karena ga jadi si bapak marah-marah. Sebel ga si ??? Sebaiknya kita cari yang laen aja deh. Eeeeh.. si bapak itu nyusul dan bilang itu paling murah. Huhuhu.. ngeri deh.. perasaan kayak mau dikeroyok sama semua calo disana.

Aku nanya sama temen yang berangkat bareng sama aku, katanya kalo orang-orang disana nanya yaa musti kita jawab, kalo ga dia bisa marah juga. Aduuh.. tapi mereka tu ga ramah banget loh ama kita. Dari awal keluar kapal, rasa-rasanya semuanya ga bisa bersikap baik ama pendatang kayak kita.

Nego kedua, sama orang yang berbeda. Sama juga tawarannya, tapi akhirnya dia keukeuh dengan Rp. 150,000. Buseet daaah.. orang-orang sini niat ngerampok yaa ? Dia bilang dia orang Palembang, bakal bantu kita. Aaaah.. mulai males deh kalo harus berdebat kayak gini. Eeeeh ujung-ujungnya setelah tawar-menawar sama temenku, dia bilang "Kamu ga ada duit yaa ???" Hahaha.. pengen ketawa dengernya. Terus temennya bilang "Yaudah.. bantu.. bantu.. asal jadi aja." Dan kita dapet Rp. 130,000/orang.

Okee.. ceritanya udah dapet tiket bus ni.. tiketnya lucu.. 1 tiket bisa berdua, tanpa ada nama bus nya. Cuma PO yang namanya ga jelas juga. Bapak-bapaknya bilang jam 01:00 siang bus nya dateng. Dari jam 12:00 kita nunggu dan baru dateng jam 02:00 siang. 2 jam cuma buat nunggu bus yang... Grrrr.. (terus baca lanjutannya yaa..!!!)

Lalala.. dapet juga bus nya. AC si tapi ga okee banget. Udah bela-belain ga makan karena takut ketinggalan bus (baca : makanan di Rajabasa mengenyangkan perut hanya dengan dilihat) eeeh ternyata eh ternyataa.. bus nya pake bangku tempel. Di tengah-tengah bus ada bangku yang di taroh sembarangan.. Huuufff.. ga nyaman deh kalo dirasa-rasa, tapi kalo perjalanannya di kenang yaaa konyol banget. Hahaha..

Bus mulai berjalan. Hey.. yakin ni bus jalan ? Perkiraan Lampung-Palembang sekitar 8 jam tapi nyatanya jam 11 malem belum nyampe juga. Taring dan tandukku mulai gelisah untuk keluar. Aku ga suka banget nunggu kaya gini. Apalagi ga pasti banget. Huhuhu. Baru jalan dikit eh bus nya berhenti. Mending kalo cuma bentar doank, eeeh ini setengah jam berhentinya. Emang kalo makan musti terus-terusan ya ???

Hoooaam.. jadi inget sore tadi sekitar jam 05:00 bus berhenti makan. Aku sama temenku cuma makan nasi telor Rp. 15,000 plus Teh Botol Rp. 5,000. Yaa mahal tapi kan laper. Huhuhu..

Bus nya berhenti lumayan lama. Tiba-tiba udah adzan magrib aja. Abis adzan ni bus langsung jalan. Aduuh.. giliran ibadah dianya main jalan aja. Hmm.. kalo ga salah nama bus nya Bus Subur deh.. (atau entahlah =.=")


Part V
Udah nyampe Inderalaya. Hmm.. kayaknya si sekarang jam 1:30 yaa.. Saking senengnya aku jadi ga meratiin jalan. Tiba-tiba belok. Hah !!!??? Keneknya udah teriak-teriak aja kalau udah sampe !!! Dimana ini ??? Ini dimana ??? Aku ga kenal daerah sini !!! HELP.. aku diturunin di KM 9 Palembang. Eh.. maksudku, semua penumpang diturunin di KM 9.

Dan tukang ojeg mulai berseliweran menawarkan jasa. Huuuff..
"Hati-hati hape kamu tu, gek ilang duo-duonyo tetangis kamu".
Yaa ampun, Pak.. kami megang hape yaaa buat hubungi temen yang mau jemput (thank's to Faris & Wito)

"Nah, Pak.. coba ngomong sama keluarga aku ini dimano ?"
Seorang ibu-ibu panik karena tadinya tau bakal diturunin di AMPERA eh sekarang malah di KM 9.
Kepanikan makin ramai dan bus bersangkutan langsung pergi begitu saja. "Sial." Dengusku dalam hati.
Si ibu-ibu yang tadi panik kini pasrah melihat hapenya diambil oleh salah satu tukang ojeg untuk merayu keluarga si Ibu di telepon untuk ga ngejemput si Ibu dan membiarkan dia yang mengantar si Ibu.
"Ooohh.. ini dii KM 10, Pak.. Biar kami be yang nganterin Ibuk ini."
"Sh***t". Dalam hati aku kesel sendiri melihat tukang ojeg sok tau ini. Jelas-jelas dia ga punya niat baik kan !!!???

"Trituttuttt.."
Hape temenku bunyi.Temenku udah otw mau jemput kami.
Aku tergerak untuk mengajak si Ibu tadi pulang bareng. Bisalah dianterin dulu ke AMPERA. Arah pulangku juga kesana. Tapiii.. melihat kami yang mendekati si Ibu tadi, si tukang ojeg mulai mendekati Ibu itu juga seakan-akan ga mau melepaskan mangsanya.

"Eh ayoo.. ayoo.. masuk aja.."
"Kami ini pegawai bus yang jaga disini."
"Kalo kamu diluar gek di ganggu samo tukang ojeg."
"Tukang ojeg disini tu kurang ajar galo. Ati-ati kamu."

Si bapak-bapak yang entah datang dari mana mengajak kami masuk ke dalam dan mengunci pintu biar si tukang ojeg ga bisa ganggu kami, tapi.. Huuuuf.. kalo emang mau tanggung jawab yaaa tolong donk, Pak.. anterin sesuai dengan ucapan di awal.. Haaah !!!

Sekarang hampir jam 03:00 pagi. Temen-temenku udah dateng buat ngejemput. Yaaa ampun.. seneng banget rasanya ketemu temen-temen. Akhirnya ada orang baik juga yang kami temuin setelah menempuh perjalanan selama 27 jam ini.

Sabtu, 1 Febuari 2014, jam 03:00 pagi aku sampai dirumah.. Huwwwwaaaa.. Palembang.. Ga pernah sepagi ini aku tiba dirumah dan ga pernah sampai begini aku menyusahkan orang rumah (sampai ikut-ikutan ga tidur sampai subuh gara-gara nungguin aku dateng). Hahahaa... Terima Kasih pertualangan bodoh selama 27 jam.. :D


Daftar tarif :
Rambutan-Merak, ongkosnya Rp. 20,000
Harga tiket kapal biasa  Merak-Bakau Rp. 13.000
Bus Bakau-Rajabasa Rp. 20,000
Travel Bakau-Tanjung Karang Rp. 30,000- Rp. 40,000
Bus Rajabasa-Palembang Rp. 150,000
Travel Bakau/Lampung-Palembang Rp. 160,000
Kereta ekonomi Tanjung Karang-Kertapati Rp. 40,000
Kereta bisnis/executive Tanjung Karang-Kertapati sekitar Rp. 130,000-Rp. 150,000

Perhatian :
-Kalau mau backpacker dari Jakarta-Palembang, jangan jalan sebelum jam 8:00 malem dari Jakarta. Lebih baik jam 05:00 sore.
-Jangan naik bus dari Rajabasa, naik travel boleh tapi harga travel ga jauh beda dengan naik bus langsung dari Jakarta
-Lebih baik pilih kereta ekonomi dari Tanjung Karang-Kertapati, selain lebih murah. View nya juga lebih bagus.

Backpacker kan biar murah dan punya pengalaman seru.. Tentukan pilihan mu sebelum berpetualang !!!